Astaga! Satu Lagi Rekanan Datangi Kejari TTU, Mengaku Diperas 16 Juta Dari Ketua Araksi TTU

Mexin Tv, Kupang – Setelah rekanan CV.Gratia, satu lagi rekanan pelaksana pembangunan Rumah Sakit Pratama Ponu, buka suara terkait aksi pemerasan yang dilakukan oleh Ketua Araksi TTU, CB.

Pengakuan tersebut datang dari rekanan pelaksana pembangunan Rumah Sakit Pratama Ponu, DB.

DB mengaku mendapat panggilan telepon dari Ketua Araksi TTU, CB, pada akhir Agustus 2022 lalu.

Saat itu CB, menyampaikan bahwa ia sedang berada di lokasi proyek yang dikerjakan DB.

Namun, DB, tidak menggubris apa yang dikatakan CB karena merasa tidak ada konfirmasi dari dinas teknis.

Baca Juga:  Makam Raja - Raja Taibenu Mendapatkan Bantuan Renovasi Dari Dinasa Pariwisata Provinsi NTT

“Selang satu hari kemudian, wartawan mengirimkan berita kepada saya via handphone, yang isinya seolah-olah menyudutkan saya sebagai kontraktor. Saya kemudian meminta tolong kepada teman yang kebetulan kenal dengan CB untuk dipertemukan agar bisa melakukan konfirmasi terkait pemberitaan yang tidak sesuai dengan kenyataan,”jelasnya.

Setelah bertemu CB, DB langsung membawanya ke lokasi proyek dan ke sumber berita agar CB bisa kembali mengonfirmasi kepada wartawan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Baca Juga:  Tim SAR Gabungan Temukan 1 Orang Tewas Tenggelam Kupang NTT

Namun, saat itu CB meminta DB menyetor uang tunai sebesar Rp 6.000.000.

DB langsung menyerahkan uang cash sesuai permintaan CB saat itu juga.

“CB mengaku dia membawahi ada lima media. Jadi uang tersebut akan dibagi-bagikan kepada lima orang wartawan dan untuk dia sendiri. Saya kemudian berikan uang cash dalam mobil CB,”ungkap DB.

Tak hanya sampai di situ. Aksi pemerasan terhada DB pun terus berlanjut.

Baca Juga:  PT Betania Nusa Jaya Atambua Belum Bayar Hak Para Pekerja Di Gereja Katedral Kupang

Pada awal September 2022, CB kembali menelepon DB dan memberitahukan bahwa dari Araksi Provinsi mempertanyakan mengapa berita terkait proyek yang DB kerjakan tiba-tiba hilang.

CB kemudian meminta uang sebesar Rp 7.500.000 untuk diberikan kepada Ketua Sekretaris dan Bendahara Araksi NTT.

“Karena saya tidak ingin lagi ditekan, maka saya transfer uang sebesar Rp 10.000.000 ke rekening milik anak CB. Bukti transfernya masih ada di saya,”bebernya.(Tim)